RISINGTIDEPROJECT.ORG – Penggunaan mata uang lokal dalam transaksi perdagangan internasional merupakan salah satu indikator penting dari integrasi ekonomi regional. Dalam konteks ASEAN, penggunaan Rupiah sebagai mata uang transaksi tidak hanya memperkuat posisi Indonesia dalam blok perdagangan ini, tetapi juga mendukung upaya untuk meningkatkan efisiensi dan mengurangi ketergantungan terhadap mata uang asing seperti dolar AS. Artikel ini akan membahas pentingnya penggunaan Rupiah dalam transaksi perdagangan di ASEAN, dampaknya terhadap ekonomi Indonesia, dan tantangan yang ada.

  1. Alasan Penggunaan Rupiah di ASEAN:
    Menggunakan Rupiah dalam transaksi perdagangan ASEAN membantu mengurangi biaya transaksi yang diakibatkan oleh konversi mata uang, serta mengurangi risiko nilai tukar bagi pelaku bisnis Indonesia. Ini juga merupakan langkah strategis untuk meningkatkan likuiditas dan stabilitas Rupiah di kawasan, memperkuat integrasi ekonomi, dan mempromosikan penggunaan mata uang lokal di kawasan ASEAN.
  2. Manfaat Ekonomi bagi Indonesia:
    Penggunaan Rupiah dalam perdagangan regional dapat membantu mengurangi defisit transaksi berjalan Indonesia dengan mengurangi permintaan terhadap dolar AS. Hal ini juga berkontribusi pada stabilitas nilai tukar Rupiah, yang merupakan faktor penting dalam menjaga kepercayaan investor dan kestabilan makroekonomi. Selain itu, ini menumbuhkan pengakuan internasional terhadap Rupiah dan memperluas jangkauan ekonomi Indonesia di ASEAN.
  3. Dukungan Kebijakan dan Infrastruktur:
    Untuk mendorong penggunaan Rupiah, pemerintah Indonesia dan Bank Indonesia telah memperkenalkan beberapa inisiatif, termasuk perjanjian bilateral swap mata uang, serta peningkatan sistem pembayaran dan penyelesaian transaksi yang memungkinkan penggunaan Rupiah lebih mudah dan aman. Investasi dalam sistem keuangan digital juga menjadi fokus untuk meningkatkan efisiensi transaksi lintas negara.
  4. Hambatan dan Tantangan:
    Meskipun ada banyak manfaat, penggunaan Rupiah di ASEAN menghadapi tantangan. Masalah seperti fluktuasi nilai tukar, kurangnya kesadaran dan kepercayaan terhadap Rupiah, serta persaingan dengan mata uang dominan lainnya seperti dolar Singapura dan Baht Thailand, merupakan beberapa hambatan yang perlu diatasi. Peningkatan kerjasama regional dan harmonisasi kebijakan ekonomi diperlukan untuk mengatasi hambatan ini.
  5. Langkah ke Depan:
    Untuk lebih mendorong penggunaan Rupiah, Indonesia perlu terus mengadvokasi kebijakan ini dalam forum ASEAN dan membangun inisiatif bilateral dengan negara anggota lainnya. Penguatan ekonomi domestik dan peningkatan kualitas produk ekspor juga penting untuk meningkatkan daya saing dan mendorong negara lain untuk melakukan transaksi dengan Rupiah.