Konflik Gaza Memanas: Israel Luncurkan Serangan Darat Setelah Serangan Udara Mematikan

risingtideproject.org – Israel memulai serangan darat besar-besaran di Gaza pada Senin, setelah serangan udara intensif menewaskan lebih dari 100 orang semalam. Langkah ini menandai peningkatan signifikan dalam konflik yang berlangsung selama beberapa minggu terakhir.

Serangan Udara Sebelumnya Menelan Banyak Korban

Serangan udara Israel semalam menargetkan berbagai titik di Gaza, termasuk kompleks perumahan dan infrastruktur penting. Lebih dari 100 orang tewas dalam serangan tersebut, dengan banyak korban adalah warga sipil. Israel menyatakan bahwa serangan ini bertujuan mengganggu operasi militan dan menghancurkan kemampuan mereka untuk melancarkan serangan balasan.

Tujuan Operasi Darat Israel

Pemerintah Israel mengumumkan bahwa operasi darat diperlukan untuk melindungi warga dari ancaman roket yang terus-menerus diluncurkan dari Gaza. Militer Israel menyebutkan bahwa operasi ini akan menargetkan terowongan bawah tanah yang digunakan oleh kelompok militan dan menghancurkan pangkalan serta gudang senjata mereka.

Pandangan Palestina terhadap Eskalasi Konflik

Pihak Palestina mengecam tindakan Israel sebagai agresi yang tidak beralasan dan pelanggaran hukum internasional medusa 88. Hamas, yang memimpin di Gaza, berjanji akan melawan setiap upaya invasi dan mempertahankan wilayah mereka. Mereka juga meminta komunitas internasional segera bertindak untuk menghentikan kekerasan.

Kondisi Warga Sipil di Gaza

Operasi ini telah memperburuk krisis kemanusiaan di Gaza. Ribuan orang melarikan diri dari rumah mereka untuk mencari perlindungan. Organisasi kemanusiaan melaporkan bahwa fasilitas kesehatan dan layanan dasar kewalahan menangani jumlah korban yang terus bertambah. Selain itu, akses ke air bersih dan listrik semakin sulit.

Reaksi dari Komunitas Internasional

Komunitas internasional, termasuk PBB dan Uni Eropa, menyerukan penghentian kekerasan dan mengajak kedua belah pihak untuk berdialog. Amerika Serikat, meskipun mendukung hak Israel untuk membela diri, mendesak agar tindakan yang diambil tetap proporsional dan meminimalisir korban sipil.

Dengan diluncurkannya serangan darat oleh Israel, situasi di Gaza semakin memburuk. Konflik ini tidak hanya menyebabkan banyak korban jiwa, tetapi juga memperburuk kondisi kemanusiaan di wilayah tersebut. Komunitas internasional menghadapi tantangan besar untuk menghentikan kekerasan dan mencari solusi damai yang dapat diterima oleh kedua belah pihak.

Israel Akui Kesalahan Fatal: Serangan Militer Tewaskan Pekerja Bantuan di Gaza

risingtideproject – Israel akhirnya mengakui bahwa serangan militernya membunuh beberapa pekerja bantuan kemanusiaan di Gaza. Sebelumnya, pemerintah Israel sempat menuduh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyebarkan “fitnah tak berdasar” mengenai insiden tersebut. Pengakuan ini muncul setelah tekanan internasional meningkat dan berbagai bukti lapangan membantah pernyataan awal Israel.

Kronologi Serangan Terhadap Pekerja Bantuan

Pasukan Israel meluncurkan serangan udara yang menargetkan sebuah konvoi bantuan di wilayah Gaza. Serangan ini menewaskan tujuh pekerja dari organisasi World Central Kitchen, yang sedang mengantarkan makanan kepada warga sipil yang terdampak konflik. Organisasi tersebut mengonfirmasi bahwa para korban mengenakan identitas jelas dan mengoperasikan kendaraan berlogo bantuan kemanusiaan saat serangan terjadi.

Reaksi Dunia Internasional

Banyak negara langsung mengecam tindakan Israel. Amerika Serikat, Inggris medusa88, dan Australia mendesak penyelidikan penuh serta transparansi dari pihak Israel. Organisasi kemanusiaan di seluruh dunia juga mengecam serangan itu dan meminta perlindungan lebih besar bagi relawan dan pekerja bantuan di zona konflik.

Penjelasan Israel dan Janji Investigasi

Dalam konferensi pers resmi, perwakilan militer Israel menyampaikan permintaan maaf dan berjanji akan mengadakan penyelidikan internal secara mendalam. Militer mengklaim bahwa serangan tersebut terjadi akibat kesalahan identifikasi target di tengah situasi pertempuran yang sangat intens. Mereka berjanji akan mengungkap hasil investigasi kepada publik.

PBB Merespons Pengakuan Israel

Setelah pengakuan tersebut, PBB menyatakan keprihatinan serius atas keselamatan para pekerja kemanusiaan. Sekretaris Jenderal PBB meminta semua pihak yang terlibat dalam konflik untuk menghormati hukum internasional dan memastikan perlindungan bagi para pekerja bantuan. PBB juga menegaskan bahwa serangan terhadap bantuan kemanusiaan melanggar prinsip-prinsip dasar hak asasi manusia.

Dampak Terhadap Operasi Kemanusiaan di Gaza

Buntut dari serangan ini, beberapa organisasi bantuan menghentikan operasinya sementara waktu di Gaza. Banyak pekerja bantuan merasa khawatir atas keselamatan mereka, mengingat risiko serangan yang semakin besar. Kondisi ini memperburuk situasi kemanusiaan di Gaza, di mana ribuan warga sipil sangat bergantung pada pasokan makanan dan obat-obatan dari luar.

Seruan Untuk Akuntabilitas

Berbagai kelompok hak asasi manusia menuntut Israel bertanggung jawab atas insiden tersebut. Mereka menyerukan penyelidikan independen yang melibatkan lembaga internasional untuk memastikan keadilan bagi para korban. Tekanan terhadap Israel terus meningkat agar negara tersebut menghormati hukum kemanusiaan internasional dalam setiap operasi militernya.

Tragedi Berdarah di Tepi Barat: Tembakan Pasukan Israel Renggut Nyawa Remaja Palestina

risingtideproject.org – Kekerasan terus berlanjut di wilayah Tepi Barat, dengan pasukan Israel dikabarkan telah menembak mati seorang remaja Palestina, meningkatkan ketegangan di kawasan tersebut. Menurut laporan Kementerian Kesehatan Palestina, insiden mematikan ini terjadi di kota Qalqilya di Tepi Barat, sebuah wilayah yang telah di bawah pendudukan Israel sejak tahun 1967.

Laporan tersebut mengidentifikasi korban sebagai Naeem Abdullah Samha, berusia 15 tahun, yang ditembak di dada oleh pasukan Israel. “Naeem Abdullah Samha, terbunuh oleh peluru tentara pendudukan di kota Qalqilya,” demikian pernyataan Kementerian Kesehatan Palestina yang dikeluarkan di Ramallah dan dilaporkan oleh AFP pada Kamis (20/6/2024). Meskipun Samha segera dilarikan ke rumah sakit, ia dinyatakan meninggal dunia akibat luka yang dideritanya. Pemicu tentara Israel melakukan penembakan tersebut belum dijelaskan.

Sejak dimulainya konflik antara Israel dan Hamas pada 7 Oktober 2023, Tepi Barat telah menghadapi peningkatan signifikan dalam kekerasan. Hampir setiap hari, serangan dilakukan oleh Israel dalam usaha mereka untuk menggagalkan aktivitas kelompok militan.

Data terbaru menunjukkan bahwa sejak konflik tersebut pecah, sekitar 547 warga Palestina telah kehilangan nyawa di Tepi Barat oleh tangan pasukan atau pemukim Israel, menurut para pejabat Palestina. Di sisi lain, serangan yang dilakukan oleh warga Palestina telah mengakibatkan kematian sedikitnya 14 warga Israel di Tepi Barat selama periode yang sama, berdasarkan angka resmi yang dirilis oleh Israel dan dikutip oleh AFP.

Wilayah Tepi Barat juga dikenal sebagai tempat tinggal bagi sekitar 490,000 pemukim Israel, yang tinggal di komunitas yang dianggap ilegal menurut hukum internasional. Kekerasan yang berlangsung terus menerus ini menambah kompleksitas dan ketegangan yang sudah ada di kawasan tersebut.