risingtideproject.org – Kekerasan terus berlanjut di wilayah Tepi Barat, dengan pasukan Israel dikabarkan telah menembak mati seorang remaja Palestina, meningkatkan ketegangan di kawasan tersebut. Menurut laporan Kementerian Kesehatan Palestina, insiden mematikan ini terjadi di kota Qalqilya di Tepi Barat, sebuah wilayah yang telah di bawah pendudukan Israel sejak tahun 1967.
Laporan tersebut mengidentifikasi korban sebagai Naeem Abdullah Samha, berusia 15 tahun, yang ditembak di dada oleh pasukan Israel. “Naeem Abdullah Samha, terbunuh oleh peluru tentara pendudukan di kota Qalqilya,” demikian pernyataan Kementerian Kesehatan Palestina yang dikeluarkan di Ramallah dan dilaporkan oleh AFP pada Kamis (20/6/2024). Meskipun Samha segera dilarikan ke rumah sakit, ia dinyatakan meninggal dunia akibat luka yang dideritanya. Pemicu tentara Israel melakukan penembakan tersebut belum dijelaskan.
Sejak dimulainya konflik antara Israel dan Hamas pada 7 Oktober 2023, Tepi Barat telah menghadapi peningkatan signifikan dalam kekerasan. Hampir setiap hari, serangan dilakukan oleh Israel dalam usaha mereka untuk menggagalkan aktivitas kelompok militan.
Data terbaru menunjukkan bahwa sejak konflik tersebut pecah, sekitar 547 warga Palestina telah kehilangan nyawa di Tepi Barat oleh tangan pasukan atau pemukim Israel, menurut para pejabat Palestina. Di sisi lain, serangan yang dilakukan oleh warga Palestina telah mengakibatkan kematian sedikitnya 14 warga Israel di Tepi Barat selama periode yang sama, berdasarkan angka resmi yang dirilis oleh Israel dan dikutip oleh AFP.
Wilayah Tepi Barat juga dikenal sebagai tempat tinggal bagi sekitar 490,000 pemukim Israel, yang tinggal di komunitas yang dianggap ilegal menurut hukum internasional. Kekerasan yang berlangsung terus menerus ini menambah kompleksitas dan ketegangan yang sudah ada di kawasan tersebut.